Entri Populer

Selasa, 19 April 2011

Posisi Allah dalam Kehidupan

Dalam al-Quran Allah berfirman, “aku lebih dekat daripada urat lehermu” (Qaf 50:16). Coba baca dan fahami ayat-ayat lain seperti al-Baqarah 2:186; Fushshilat 41:53-54; al-Hadid 57:4; adz-Dzaariyaat 51:21; dan al-Anfaal 8:24. Secara teori, hanya itu yang kita dapatkan tentang keberadaan Allah.

Sudah berapa lama kita hidup? Atau sudah berapa tahun kita mampu berfikir dan menyimpan data dalam otak kita? Selama itu, apakah kita menyadari sepenuhnya keberadaan Allah? Keberadaan yang sesungguhnya, bukan keberadaan teoritis.

Sebagian manusia hanya akan mengingat Allah disaat susah, dan melupakan Allah disaat kesuksesan menyertai hidupnya. Ada juga yang mengingat Allah hanya dalam keadaan senang, tapi saat kesusahan dia berjuang sendirian, dan terlalu sombong untuk meminta bantuan Allah. Jika kita mengartikan kalimat Laa Ilaaha Illallaah sebagai Laa Mahbuuba IllAllah, maka seharusnya Allah menjadi nafas kita yang akan selalu hadir dalam setiap detik kehidupan kita, baik senang ataupun susah.

Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda,
“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)[1]

Dimana posisi Allah dalam kehidupan kita?
Pertanyaan ini tidak perlu dijawab disini, hanya perlu direnungkan dan diamati dari sekarang, kapan saja kita mengingatnya, kapan saja kita memohon ampun dan berdoa kepadanya. Selamat Mencoba!


[1]         Imam Muslim, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999; Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412; Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar